Minggu, 08 Mei 2011

Agar Hati Tidak Terkunci Mati


Agar Hati Tidak Terkunci Mati

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (QS al-Muthaffifin: 14)
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Jika seorang mukmin berbuat dosa, maka akan meninggalkan bercak hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan perbuatan itu dan beristighfar kepada Allah, maka hatinya akan kembali bersih. Jika ia terus melakukan dosa, maka bertambah pula bercak hitam di hatinya, sehingga bercak hitam itu menutupi hatinya. Itulah ’rona’ hati yang Allah sebutkan dalam firman-Nya,
Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)
Bermula Dari Satu Bercak Dosa
Pengaruh dosa bagi hati, tak ubahnya penyakit yang menggerogoti jasad. Jika penyakit terus bertambah, stamina semakin turun dan kematian segera datang. Begitupun matinya hati, dosa demi dosa akan mengatarkan hati menuju kematiannya. Seperti banjir, yang diawali oleh satu tetes hujan, kemudian disusul dengan tetesan lain yang terus menerus, itu pula pula yang terjadi dengan bencana yang menimpa hati. Setiap dosa menyumbang satu bercak hitam yang menutupi kejernihan hati. Makin banyak bilangan dosa yang dilakukan, makin dominan pula bercak hitam yang menutupi hati. Ibnu Jarir ath-Thabari menafsirkan ayat ini, ”Jika dosa dilakukan terus menerus, maka ia akan menutupi hati, jika hati sudah tertutup, maka Allah akan mengunci mati hati, sehingga tidak ada lagi jalan bagi iman untuk memasukinya. Dan kekufuran tidak bisa keluar dari dalamnya. Itulah penutup dan kunci yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, “Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah: 7)
Sekarang kita lihat diri kita masing-masing. Bayangkan jika satu hari kita melakukan sepuluh dosa misalnya. Maka, betapa singkat waktu yang dibutuhkan untuk membuat hati menjadi mati terkunci. Karenanya, sebagai bentuk waspada terhadap dosa, Mujahid bin Jabr memberikan gambaran yang mengerikan. Beliau berkata, “Hati itu, seperti ini…(beliau memperagakan telapak tangannya yang dibuka). Jika ia berbuat dosa, maka akan seperti ini… (beliau kemudian melipat salah satu jarinya hingga menutup sebagian telapak tangan). Jika dia berbuat dosa lagi, maka seperti ini..(beliau melipat jari yang kedua), demikian juga untuk yang ketiga dan keempat).”  Kemudian pada bilangan ke lima beliau menggenggamkan ibu jari hingga telapak tangan menjadi tertutup, beliau berkata, “Lalu Allah mengunci mati hatinya. Lalu siapakah di antara kalian yang masih yakin bahwa hatinya belum tertutup?”
Sungguh mengerikan penggambaran ini. Karena betapa kita sering melakukan dosa, lalu kita merasa aman. Tidak kita ingat, tidak kita hitung, apalagi berusaha untuk dibersihkan. Sehingga potensi tertutupnya hati begitu cepat. Bila hati telah tertutup, maka sulit bagi cahaya iman menerobos masuk menerangi hati, lantaran rapatnya penutup hati dan bercak dosa yang menyelimutinya. Maka jangan heran jika di antara manusia ada yang sulit menerima kebenaran, meski telah jelas bukti-buktinya. Karena hati telah mati. Ia tak lagi mampu menjalankan fungsi yang semestinya. Fungsi untuk mendeteksi, memilih serta mengomando jasad untuk menjalani kebenaran, dan menjauh dari keburukan. Nasihat tidak pula berfaedah baginya. Sebagaimana karakter orang kafir yang difirmankan Allah,
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. al-Baqarah 6-7)

Agar Hati Tidak Mati
Hati adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia. Kerusakannya pertanda kesengsaraan pemiliknya sepanjang masa, di dunia, di alam barzakh hingga kekal tinggal di neraka. Hanya hati yang salim, bersih dan lurus yang bisa menyelamatkan manusia, hingga ia menghadap Rabbnya. Karenanya, penjagaan hati dari segala unsur yang merusaknya, lebih diperhatikan dari penjagaan terhadap apapun yang kita miliki di dunia.
Jika di antara ulama mengibaratkan hati dengan rumah, maka hati orang mukmin seperti rumah yang dipenuhi oleh kekayaan iman. Sedangkan setan layaknya pencuri yang mengincarnya. Tentunya, dia tidak akan membiarkan pencuri untuk mengambil sedikitpun kekayaan yang ada di dalamnya.
Di antara salaf mengatakan, “Hati itu ibarat rumah yang memiliki enam pintu, maka jagalah semua pintu, jangan sampai pencuri masuk melalui salah satu pintu itu, karena ia akan merusak rumahmu. Hati adalah rumah, sedangkan pintu-pintu itu adalah mata, lisan, pendengaran, penglihatan, kedua tangan, dan kedua kaki. Siapa yang membuka salah satu pintu ini untuk setan maka hilanglah isi rumahnya.”
Pun begitu, keterbatasan manusia yang memang tidak maksum dari dosa, sesekali akan kecolongan juga. Karena setan tak pernah tidur, sedang kita tidur. Setan terus menggoda, sementara kita tak selalu siap dengan perisai yang menghalanginya. Kadang penjagaan lengah, hingga setan mencuri sebagaian kekayaan imannya. Kadang seseorang tergelincir dalam dosa, hingga hal itu meninggalkan bercak dalam hatinya. Manusia yang takwa takkan menyerah begitu saja. Dia segera mengusir setan dari dalam hatinya, dia akan membersihkan bercak yang menempel di hatinya, sebagaimana yang difirmankan Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201)
Orang yang bertakwa ialah dia yang peka terhadap dosa, lalu segera membersihkannya, menyesal, bertaubat nasuha dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Dia juga memohon perlindungan kepada Allah dari segala godaan setan yang menghasutnya. Selayaknya, kita banyak berdoa kepada Allah, seperti ’curhat’ Umar bin Abdul Aziz yang sering berdoa kepada Rabbnya dengan doa, “Rabbi, Engkau telah menguasakan musuh atas diriku. Engkau jadikan dadaku sebagai tempat tinggalnya. Engkau jadikan aliran darahku sebagai jalannya. Jika aku ingin berbuat maksiat, dia menyemangatiku. Jika aku ingin berbuat taat, ia memperlambat langkahku. Dia tidak lalai saat aku lalai. Dia tidak lupa saat aku lupa. Dia memasang jerat syahwat dan menyuguhkan syubhat. Rabbi, jika Engkau tidak menjauhkan tipudayanya dariku, maka ia akan menggelincirkanku. Ya Allah, tundukkanlah kekuatannya untukku dengan kekuasaan-Mu atas dirinya, sehingga ia menyingkir dengan banyaknya dzikirku kepada-Mu, sehingga aku termasuk orang-orang yang terjaga dari kejahatan setan.” Amien. (Abu Umar Abdillah)




Bondan Prakoso Dilaporkan ke Polisi,


thejeo.blogspot.com
Bondan Prakoso
JAKARTA – Vokalis yang juga pemain bas Bondan Prakoso dituding telah melakukan penghinaan terhadap sebuah klab di Bali, melalui akun microblogging Twitter, baru-baru ini.
Lama bungkam soal tudingan tersebut, pelantun lagu "Ya, Sudahlah" itu akhirnya angkat bicara. "Curhat di Twitter yang menulis itu bukan saya," tekan Bondan dalam jumpa pers di kantor kuasa hukum OC Kaligis, Jalan Majapahit, Jakarta Pusat, Jumat (6/5/2011).
Jangankan curhat, Bondan bahkan mengaku tak memiliki akun di jejaring sosial berlogo burung tersebut. "Bahkan saya tidak punya Twitter atau FB (Facebook), tentu saja itu bukan saya yang menulis," tegas mantan penyayi cilik yang hits dengan lagu "Si Lumba Lumba" itu.
Ditegaskannya, Bondan sama sekali tak tahu menahu soal hinaan pengguna akun @BondanF2B kepada Akasaka Bar & Music Pub. "Itu bisa saja salah tuduhan ya, saya tidak tahu apa-apa tentang masalah saya," imbuhnya.
Bondan pun berharap pengacara OC Kaligis, yang ditunjuknya sebagai kuasa hukum, bisa segera menyelesaikan segala permasalahan dengan Akasaka Bar & Music Pub. "Khawatir pasti, tapi saya percayakan deh semuanya ya dengan OC Kaligis," harap Bondan.
Baru-baru ini, pemilik Akasaka Bar & Music Pub Jerry Filmon melaporkan mantan pemain bas grup band Funk Kopral tersebut ke Polresta Denpasar, Bali dengan tuduhan perbuatan pencemaran nama baik di akun twitter @BondanF2B yang berbunyi "Security = Secure = Membuat Nyaman = Membuat Aman, Security Bali Akasaka = Tidak Sopan = Berlebihan = Tidak Menghargai Tamu!"./kompas.com

Game Online Yang Lagi Ngetrend....

Beberapa Game Online Yang membuad PeLajar boLos


1. Point BLank

pasti paLing pertama di sebut nih gan,, game FPS onLine. pasti ada di antara agan" sekaLian yg meLakukan haL ini, game ini memang Lagi sangat popuLer di antara anak-anak sekoLah, bahakan anak kecil sekarang udah banyak yang amin
ahahha

Spoiler for RF:
2. RF (Rising Force)

ini game waktu awaL" muncuL,, widiiih sepi keLas ane, penuhnya d warnet semua gan

Spoiler for RAGNAROK:
3. Ragnarok Online

Game yang termasuk jaduL,, saLah game pencetus game game onLine Lainnya,, ini game emank seru sih ane akuin,, soaLnya ini termasuk game yang ane mainin, bahkan sampai sekarang hhe,, Lanjuuud !

Spoiler for AyoDance:
4. AyoDance

naaah ini juga nih,, game joged yang ane mainin juga,, bnyk nih tmen" ane yang boLos gra" main ini,,

Spoiler for SeaL:
5. SeaL onLine

waaah game ini juga sejenis sama RF,, bisa menarik orang untuk boLos sekoLah,, ahaha..

Spoiler for DOTA/Warcraft:
6. DOTA/Warcraft

wah maaph untuk agan agan skaLian,, saya Lupa masukin nih 1 game penting ahahaha,, spertinya ini g perLu pnjeLasan Lagi deh,, wakwkakw

Spoiler for Counter Strike:
7. Counter Strike

waaah game jaduL yang ga kaLah niih,, bahkan ada tman kaskuser kita yang biLang temannya sampai di keLuarkan dari sekoLahnya

Spoiler for Getamped:
8. Getamped

game onLine tipe battLe ini juga ga mau kaLah,, menarik perhatian para peLajar hahahaha

Spoiler for HON:
9. HON

setau ane ini game ga jauh beda sama DOTA hahaha,, banyak trnyata kaskuser" di sini yang memainkannya dan beberapa di antaranya boLos karena ini maka saya masukkan game ini




Mempererat Hubungan Ayah dan Anak


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrs4m5uIy5U6PpPVZHwZKsyQjbWICQ4Wv9jq5ltYZU-ANPRS-6JkeTw_q5HZ9h6GQD3fXelUqosrv1cPg55ey8yWAmMT2mBqhb3Pdtb5OQlJjpi8rT6M3wic7st2SI6hoReVNuQqQ8F_4/s320/putri-ayah.jpgSeorang ayah akan lebih baik banyak menghabiskan waktunya dengan pekerjaan dan kariernya. Terkadang hal tersebut membuat mereka kehilangan ikatan dengan anak-anak mereka. Kurangnya waktu untuk dihabiskan bersama anak menjadi salah satu faktor utama melonggarnya ikatan ayah dan anak, padahal kehadiran dan sentuhan Anda memegang peran penting dalam hubungan orang tua dan anak.

http://ulfiakrisma.files.wordpress.com/2010/11/ayah-anak2.jpg

Anak-anak memiliki perasaan yang peka dan sensitive. Ia akan merasakan jika anda tidak mendengarkan omongannya atau anda tidak sungguh-sungguh mendengarkan ceritanya. Salah satu hal yang banyak di keluhkan anak-anak dari ayah mereka yaitu meski ayah ada di dekat mereka secara fisik, namun kenyataannya pikiran dan hati ayahnya tak ada bersama mereka.

Berikut beberapa tips yang bisa membantu anda mempererat hubungan emosional Anda dengan anak Anda:
  • Buat jadwal waktu luang dengan si kecil. Buatlah jadwal khusus yang bisa Anda habiskan dengan anak Anda, misalnya saat weekend. Penuhilah jadwal tersebut. Kalau perlu, masukkan dalam agenda harian Anda. Pastikan pada hari itu Anda sudah tidak memiliki kewajiban lain dengan pekerjaan. Jika memang tiba-tiba Anda harus mengerjakan sesuatu, buatlah pekerjaan itu menunggu, dan pastikan anak anda adalah prioritas Anda hari itu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWHHuoqOkv6lC0z7CDdZcc80396zMvYhpH-Frv9YEYEAFWlurolTu1N-MckuqP_Lb9OWHePzjByPlAWsVjygY23Pc30Z28aTPvut1GiVbX9ycdubhZER0iuRXwgwiyDY-nkaWaoJ_G54I/s320/dad_baby2.jpg

  • Singkirkan gangguan. Matikan handphone dan internet saat Anda sedang menghabiskan waktu bersama si kecil. Pusatkan perhatian anda pada si kecil.


  • Fokus pada momen. Sering kali, otak Anda sulit berpaling dari to-do-list pekerjaan anda. Namun Anda harus berupaya untuk berlatih fokus dan berada bersama anak anda secara mental. Saat Anda tiba-tiba teringat pekerjaan dan mulai berpikir mengapa harus menghabiskan waktu dengan anak Anda padahal ada yang harus Anda kerjakan, alihkan perhatian itu segera ke momen yang sedang anda lakukan dengan si kecil. Jika anda mau melatih pikiran ini, maka hal tersebut akan menjadi kebiasaan anda, bahkan momen ini akan bisa anda nikmati

  • http://images.detik.com/content/2009/09/04/764/ayah-dan-anak-depan.jpg
  • Perhatikan kebutuhan anak. Terkadang, hal-hal yang menurut Anda tidak penting ternyata merupakan hal yang penting bagi anak. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda lebih memperhatikan keinginan anak. Dengarkan setiap ucapannya. Sekecil apapun hal tersebut menurut Anda, itu merupakan keinginan penting si kecil.


  • Tunjukkan perasaan Anda. Sebagai orang tua terkadang kita takut untuk menunjukan perasaan kita pada anak. Hal tersebut menjadi kelemahan bagi setiap orang tua. Padahal, sikap yang demikian justru membuat Anda jauh secara emosional dari anak. Sentuhan memegang peranan penting dalam hubungan orang tua dan anak. Ungkapan rasa sayang dari mulut Anda akan lebih bermakna jika diiringi dengan pelukan hangat untuk si kecil. Jadi, jangan malu untuk menunjukan perasaan Anda.





Ibu.........Maafkan Andri Bu


Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu, benar-benar malu.

Aku sangat menginginkan kesempurnaan terletak padaku. Aku ingin menjadi yang terbaik, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan. Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana.

Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak menginap di rumahku. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuat kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu.

Tepat di saat istirahat, salah satu guru yang berpapasan denganku di kantin sekolah memanggilku. "Andrian Novia Widyatmoko !" Kau kedatangan tamu!" ucap guru yang berpapasan denganku itu. "Siapa Bu?" Lihat saja ke ruang tamu sekolah!" Perintah guru itu segera kulaksanakan. Aku berjalan melewati lorong-lorong kelas yang sedang ramai. Anak-anak sepantarku sedang asyik-asyiknya menikmati hidup yang semu ini. Beberapa menit kemudian sampailah aku di depan pintu ruang tamu sekolah. Kulihat sosok wanita tua sedang duduk. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu.

"Andriiiiiii" Ibu memanggilku.
"Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!" Beberapa anak-anak yang sedang berjalan di depan ruang tamu sekolah melihat ke dalam ruangan yang menjadi neraka bagiku. Bentakkan dariku membuat dirinya ingin segera bergegas pulang. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun bergegas keluar dari sekolahku.

Karena kehadirannya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. "ANDRI. IBU MU MATANYA SATU YAH?"Terasa suntikan yang mematikan mendapat pertanyaan seperti itu, aku hanya melewatinya dengan wajah sinis.

Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan diterima di sebuah Institut Negeri di Singapura. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar, kukejar dan aku ternyata berhasil mendapatkannya. Dengan bangga kubusungkan dada pada orang-orang yang sempat menghinaku. Aku berangkat pergi merantau ke Singapura tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku. Karena aku MALU.

Di Singapura, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaranku. Aku telah sukses dan pada suatu saat aku menikah dengan seorang gadis Indonesia yang menetap di Singapura. Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai satu anak perempuan berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya. Bahkan aku menjaminkan nyawa untuk putriku itu.

10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan nyaris sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Ibu yang telah melahirkanku ke dunia ini, membuatku berpijak di dunia. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang.

Hingga pada suatu hari, putri sulungku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibu, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia mendapatkan ongkos. Seketika saja Ibu ku usir. Dengan enteng aku mengatakan:

"HEY, PERGILAH KAU. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!" Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, "MAAF KALAU BEGITU SAYA SALAH ALAMAT"

Tanpa merasa terhunus, aku masuk ke dalam rumah. Sempat istri menanyakan siapa yang datang dan kumarahi, dan aku menjawab "PENGEMIS".

Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku, SMA N 1 BREBES. Aku pun datang untuk menghadirinya dengan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri. Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini. Satu hal yang kutakutkan, mereka menanyakan ibu ku yang memalukan itu, karena matanya yang BUTA. Tapi untung saja tak ada sepatah kalimat "IBU" yang menghantar padaku.

Reuni selesai. Sebelum pulang ke Singapura, aku ingin melihat keadaan rumahku di desa kecil bernama Pebatan. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri jijik melihatnya.

Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan bak kapal pecah yang baru saja terjun dan berhamburan ke tanah. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana tapi aku merasa beruntung tak menemuinya. Bergegas aku keluar dan tiba-tiba salah satu tetangga dekat rumahku mengenaliku.

"Andri? akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia dua minggu yang lalu"
"OH…"
Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku. Tak tau mengapa tak ada tetesan air mata. Jangakan tetesan air mata, sedikit rasa sedih saja tak aku rasakan saat mendengar ibuku meninggal.

"Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu"
Ibu-ibu yang menghampiriku segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu.

Untuk anakku Andri yang sangat Aku cintai,

Demi Tuhan yang menggenggam nyawaku, yang menguasai ruhku, yang mencintaiku seperti aku mencintaimu walau kau sangat membenciku.

Anakku Andri, Ibu tahu kau akan datang ke acara Reuni yang diadakan oleh sekolahmu. Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap doaku pada Tuhan pemilik arsy! Aku meminta ampunan untukmu nak.

Asal kau tau saja Andrian anakku tersayang, mata yang membuat mu malu ini ada di salah satu dari matamu. Waktu kau kecil, kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayah tidak terluka apa-apa sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu.
Ya ….. salah satu matamu adalah mataku.

Kau melihat dengan mataku nak, dan aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan.

Do'akanlah aku diterima di sisiNya. Saat aku menulis surat ini, aku yakin maut sudah mengetuk pintu kehidupanku.

Ibumu tercinta

Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! tubuhku bergetar keras, air mataku sungguh tak kuasa ku bendung. Ya Allah Ya Robb...............
 
Sumber :


Muslim Di Indonesia Terbesar Namur Paling Terpuruk

Ini merupakan sebuah kutipan dari satu Buletin dakwah yang biasa didapatkan saat kaum muslimin menunaikan ibadah shalat Jum’at berjemaah di masjid, merupakan sebuah tulisan dari saudara kita muslim dari daerah Palestina tepatnya di Gaza, renungan bagi kita kaum muslim di Indonesia, semoga hati dan pikiran kita terbuka. Abdullah Al Ghaza penulis artikel ini adalah seorang pejuang Hamas, semoga negeri kita yang merupakan negara dengan penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia terselamatkan dari kehancuran akan rusaknya moral dan akhlak umat. Mari kita simak bersama.
Beda sangat jauh bagai langit dan bumi keadaan di negeri kita  Indonesia dan Palestina
Beda sangat jauh bagai langit dan bumi keadaan di negeri kita Indonesia dan Palestina
“Untuk saudaraku di Indonesia, mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?
Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.
Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Wah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang memnunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.
Wahai saudaraku di Indonesia,
Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negeri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian.
Pasti ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapoatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.
Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negeri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, ya di atas mobil saudaraku.!
Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.
Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit-parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dai informasi di televisi.
Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami disini.
Memang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel!
Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negeri ini.
Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!
Wahai saudaraku di Indonesia,
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? Apa negri kalian diblokade juga?
Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencukupkan rizki untuk kami.
Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.
Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.
Wahai saudaraku di Indonesia,
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negeri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? Itu karena kalian punya waktu.
Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.
Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.
Halafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?
Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini. Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan.
Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.
Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.
Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan , saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.
Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian.