Selasa, 19 Oktober 2010

A N A K


Ibu…..aku hanya ingin dipahami



Ibu,
Bukannya aku malas dan suka melamun, tapi aku lagi menyiapkan diriku menerima seluruh keindahan alam semesta. Beri aku kesempatan berdiam sejenak karena gambar-gambar kehidupan yang sedang kurekam akan membuatku bisa memahami simfoni dan harmoni. Ingin sekali aku menciptakan melodi yang indah agar Ibu bisa menikmatinya sambil membuatkan aku masakan yang enak.

Ibu,
Bukannya aku tak bisa menjumlah 2 + 0 + 4, tapi aku lagi melihat seekor bebek berenang di kolam yang indah dengan deretan kursi cantik di sekelilingnya. Beri aku kesempatan merekamnya di alam kesadaranku karena ingin sekali aku membuatkan Ibu sebuah kolam renang yang indah dan kita duduk bersama di kursi yang empuk dan cantik sambil menikmati bahagianya bebek berenang.

Ibu,
Bukannya aku tak mau mendengar dan menatap mata Ibu ketika dongeng-dongeng itu dibacakan dan lagu nina bobo dinyanyikan, tapi aku lagi merasakan indahnya suara Ibu berpadu dengan suara-suara lain di kamar ini. Beri aku kesempatan menikmatinya karena suatu hari nanti akan kubuatkan sebuah ruangan agar Ibu bisa menyanyi dan mengaji. Di Ruangan itu kita bisa bernyanyi bersama dan selalu bisa kunikmati suara Ibu yang merdu melantunkan ayat-ayatNya.

Ibu,
Bukannya aku tak bisa membaca kata demi kata yang ibu ajarkan, tapi aku lagi merekam taburan kata-kata agar terangkai sebuah kalimat yang indah, layak dan sopan. Beri aku kesempatan melihat kata-kata itu saling merangkai, karena aku ingin menulis sebuah puisi yang indah yang spesial untuk aku persembahkan di hari ulang tahun Ibu.

Ibuku Sayang,
Kalau Ibu marah dan mencubit, tangis dan air mataku itu bukanlah karena aku benci atau marah. Aku hanya sedih jika cubitan dan amarah Ibu mengikis rasa sayang, cinta, dan potensiku untuk menghadiahi Ibu sebuah rumah mungil dengan kolam renang, ruang bernyanyi dan dapur yang indah. Dan hatiku akan sangat menyesal jika tak tak sanggup merangkai dan membacakan puisi indah di hari spesial Ibu. Karena bagiku : IBU ADALAH SEGALANYA.

Sumber : ayahkita.blogspot.com
















A N A K


Sesungguhanya anak yang gagal belajar atau kita yang gagal mengajar???




Pertanyaan yang menarik untuk kita ajukan kepada kita para orang tua dan pendidik. Mengapa ? karena selama ini kita orang tua dan guru tidak pernah merasa gagal mendidik, yang ada selalu anak yang gagal di didik. Begitulah isi salah satu pemaparan dari pemateri seminar tentang Fenomena anak yang gagal belajar.

Saya jadi berpikir-pikir...ia juga ya....., kenapa kita selalu berpikir anak yang gagal belajar...., jangan-jangan apa gak sesungguhnya justru kita guru dan orang tualah yang telah gagal mengajar....?

Lama sekali saya termenung, membolak-balik pertanyaan ini dikepala saya.....? Kalau anak yang gagal belajar....berartikan anak itu diciptakan untuk gagal.... lalu apa iya sang Pencipta Yang Maha Sempurna itu tidak mampu menciptakan semua anak untuk bisa berhasil..., iya juga ya kenapa selama ini kita tidak pernah terpikir pertanyaa itu ya....?

Padahal saya pernah membaca sebuah buku tentang paradigma ilmuan sejati. dimana di kenal dalam dunia ilmuan bahwa apa bila ada sebuah proses uji coba yang gagal atau hasilnya tidak sesuai yang dirapkan maka dia tidak pernah mengatakan materinya gagal, melainkan prosenyalah yang gagal. Untuk itu biasanya para ilmuan akan modifikasi atau melakukan perbaikan pada prosesnya. Lalu mengapa kita selama ini tidak berpikir seperti itu ya....., padahalkan sekolah itukan tempat untuk mencetak para ilmuwan-ilmuwan masa depan..?

Nah...secara kebetulan Tuhan menjawab pertanyaan saya dengan sebuah buku hasil kerjasama penelitian tentang otak dari para Ahli Psikologi dan Neurosaintist.

Disana jelas sekali di gambarkan betapa hebatnya otak setiap anak.. Bahkan Komputer super canggih yang pernah di ciptakan manusiapun tidak pernah ada yang mampu menandingi komputer alam yaitu otak anak kita. Dan di sana juga di jelaskan bahwa kemampuan itu tidak hanya di miliki oleh sebagian anak saja, melainkan oleh semua anak.

Tapi mengapa ternyata pada akhirnya seolah-olah kemampuan super itu hanya di miliki oleh sebaian anak saja...., maka sang sarjana psikologi sosial menjelaskan bahwa berdasarkan penelitiannya menjukkan bahwa pada dasarnya kemampuan setiap otak anak hampir sama canggihnya; hanya itu semua masih bersifat kemampuan dasar yang siap di kembangkan (Potential Dorman Gen). Nah yang justru menjadi kunci utama adalah siapa yang mengembangkannya, dan apakah ia tahu persis bagaimana mengembangkan kemampuan otak masin-masing anak; yang meskipun memiliki kemampuan sama hebatnya namun memiliki karakteristik dan pusat-pusat keunggulan yang berbeda-beda.

Ya Tuhan.... jantung saya jadi berdebar-debar mendengarkan penjelasan ini.... jadi ternyata semua anak itu mestinya bisa menjadi anak yang luar biasa bila si pendidiknya mengetahui persis bagaimana cara melakukannya.... Sungguh penjelasan tersebut telah membuka mata saya bahwa anak-anak kita itu harusnya tidak ada yang gagal, yang ada adalah para pendidik yang gagal mengembangkan kemampuannya.

Ternyata jika kita kembali ke sejarah, kita bisa melihat betapa anak-anak jenius yang pernah tercata oleh sejarah itu selalu memiliki orang-orang yang hebat di belakangnya sebagai sang pendidik sejati.

Sebut saja Thomas Edison yang memiliki Nancy Alliot, ibu sekaligus motivator bagi anaknya yang berhasil menjadikan Edison dari anak yang gagal di sekolah dasar menjadi Ilmuan Terkemuka dunia dengan lebih dari 1000 temuan yang dipatenkan.

Begitu juga dengan Dr. Arun Gandhi yang miliki ayah dan kakeknya Mahatma Gandhi sebagai pendidik sejatinya, dan Plato memiliki Socrates dibelakangnya.

Mari bersama-sama kita jawab melalui hati nurani kita yang terdalam.....sesungguhnya anak yang gagal belajar atau kita yang gagal mengajar...?

Semoga kita masih bisa berfikir dengan logika dan hati nurani kita.

Sumber : ayahkita.blogspot.com























A N A K

Mengapa anak saya jadi tidak mandiri


Suatu hari ada seorang ibu yang datang pada saya mengadukan perihal anaknya yang sudah berusia 14 tahun. Katanya anak ini sangat tidak mandiri, segalanya harus serba disiapkan, segalanya harus serba dibantu, kemana-mana harus selalu diantar dan ditemani....Saya jadi bingung nanti besarnya bagaimana anak saya ini...?

Begitulah banyak sekali orang tua yang mengeluhkan anaknya yang tidak mandiri. Sebenarnya siapakah yang menciptakan anak jadi tidak mandiri. Nenny Deborah salah satu tim yang ada di Nanny 911 mengatakan bahwa prilaku bermasalah pada anak bukanlah bawaan lahir melainkan bentukan dari orang tua.

Apa benar ucapan Nanny Deb ini...? mari kita telusuri bersama....

Pada saat seorang bayi dilahirkan ia hanya bisa terlentang, namun seiring pertumbuhannya, bayi tersebut pada akhirnya bisa tengkurap. Siapa yang mengajarinya....? apakah ia perlu bantuan untuk melakukan hal itu...., jelas tidak, apa buktinya ya, kita terbiasa mendengar ucapan seorang ibu yang melihat bayinya tengkurap berkata seperti ini, eh...anakku sekarang sudah bisa tengkurap. Lalu dengan bertambahnya usia, sang bayi mulai mampu merangkak, merambat dan akhirnya berjalan....kembali lagi orang tua akan berucap eh...anakku sekarang sudah bisa berjalan ya....Luar Biasa...! kembali lagi apakah si anak perlu bantuan/pelatihan sampai ia bisa berjalan...? Jelas tidak ! dia berusaha sendiri, jatuh bangun jatuh dan bangun lagi, sampai ia bisa berdiri dan berjalan sendiri.

Jadi jelas anak kita terlahir dengan kemampuan untuk jadi anak yang mandiri. Lantas siapa yang telah membuatnya jadi tidak mandiri.

Coba perhatikan ketika anak kita mulai di usia balita, mulailah terjadi proses intervensi dari orang dewasa terutama orang tuanya yang melatih si anak untuk jadi TIDAK MANDIRI.

Lihatlah waktu anak kita belajar untuk menyuapkan makanan sendiri, harusnya masuk ke mulut tapi ternyata harus mampir dulu ke pipi, kemudian tumpah ke sana sini, apa yang kita lakukan..., apakah kita menyemangati anak kita untuk terus mencoba hingga berhasil mendaratkan sendoknya dimulut atau malah ucapan seperti ini yang keluar dari kita.... ya...sudah sini mama suapin aja dech, biar gak tumpah-tumpah....akhirnya kita keterusan menyuapi hingga si anak besar.

Kemudian pada saat si anak berusaha untuk minum dengan gelas, kemudian jatuh lalu dia ambil lagi, dan tumpah ke sana sini...apa yang kita lakukan, apakah kita menyemangati anak dengan berkata seperti ini, "tidak apa-apa nak, ayo coba lagi, hati-hati ya licin ada air di lantai", atau malah kita berucap seperti ini “ sudah sini airnya biar mama ambilin dan gelasnya mama pegangin, biar gak tumpah.

Kemudian pada saat si anak bertambah besar, dan berusaha untuk minum dari gelas air mineral, dia berusaha untuk menusukkan sedotan dan berkali-kali dicoba namun belum berhasil juga... apa yang kita lakukan? apakah kita memotivasinya untuk terus melakukan sampai bisa atau “Susah ya..? sini sayang biar mama bantu ya....”

Yes..! akhirnya andalah yang menusukkan sedotan tsb ke gelas air mineral. Semua intervensi inilah yang ditangkap anak bahwa ia tidak boleh melakukannya sendiri(mandiri) melainkan harus selalu dibantu karena kamu tidak mampu melakukannya.

Begitu selanjutnya kemudian orang tua meminta pengasuh anak kita untuk menjadi pelayan bagi mereka, mau makan diambilkan, mau minum diambilkan, pakai sepatu di pakaikan, pakai baju dipakaikan padahal mereka sudah sampai pada usia yang mestinya sudah bisa melakukannya sendiri. Menurut anda proses apa ini namannya...? Pemandirian anak atau pemandulan kemandirian anak...? Jadi wajarlah jika seorang anak pada akhirnya jadi tidak mandiri. Orang tualah yang ternyata telah mengajarkannya tanpa sadar.

Perhatikanlah dengan mudahnya kita memberi uang parkir setiap kali mobil kita berhenti di depan toko. Dan perhatikanlah akibatnya begitu menjamurnya tukan parkir liar di mana-mana mulai dari remaja pengangguran bahkan sekarang sudah merambah pada anak-anak. Mereka semua hidupnya tidak mandiri karena kitalah yang telah mendidiknya tanpa sadar. Terlepas dari itu semua...

Begitulah tradisi kita yang sudah diwariskan secara turun-temurun untuk membuat segalanya serba mudah bagi anak kita, untuk membuat segalanya serba tersedia, segalanya diperoleh tanpa usaha, mau pakai ada, mau apa saja tinggal minta.

Tapi aneh bin ajaib kenapa akhirnya kita mengeluh sendiri....mana kala kita menemukan anak kita begitu tergantung pada orang tuanya. Mengapa anak saya kok tidak mandiri...?

Oke kalo begitu mulai hari ini ajari mereka untuk ikut terlibat melakukan prosesnya sebelum bisa melakukan sesuatu. Kalau mau makan harus ambil piring sendiri, menyendokan nasi sendiri, makan sendiri tanpa disuapi. Mulai diajak terlibat dalam berbagai aktivitas rumah tangga. Jangan lagi mendapatkan segala sesuatu dengan mudah melainkan harus melalui usaha. Mau dapat mainan harus beli, agar bisa beli harus punya uang, untuk bisa punya uang harus menabung dan bekerja membantu ibu, atau membuat sesuatu yang dijual kepada orang tua.

Bapak dan ibu yang saya cintai, begitulah yang saya pelajari dari teman saya yang anaknya terlihat begitu mandiri. Dia betul-betul memberikan kesempatan sejak kecil pada anaknya untuk bisa melakukan dan mencoba sendiri berbagai hal sampai bisa, tidak perduli rumahnya kotor dan berantakan. Dan saat ini saya sedang menerapkan model pendidikan yang sama pada anak-anak saya dirumah.

Betul sekali memang tidak mudah...., karena mungkin kita dulupun lebih kurang di didik dengan pola yang tidak memandirikan kita oleh orang tua kita. Ya tentunya dengan berbagai alasan seperti, kasihan masih kecil, tega bener sich sama anak kok kecil-kecil sudah di minta cuci mobil papa untuk bisa dapat uang, dan beribu alasan lainnya.

Sekali lagi pilihan sepenuhnya ada di tangan kita masing-masing, tapi setidaknya kita telah mengetahui sebab dari seorang anak menjadi tidak mandiri.

Sumber : ayahkita.blogspot.com


RENUNGAN

Sebuah Nasehat Untuk Para Istri :::


1.     Jangan membiarkan suami anda memandang dalam keadaan anda tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia.
2.     Hendaklah senyum itu senatiasa menghiasi bibirmu setiap anda dipandang oleh sang suami.
3.     Perbanyaklah mencari keridhan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan anda kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu.
4.     Pilihlah waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahan suami.
5.     Jadilah anda orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami anda kepada orang lain.
6.     Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang anda miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya.
7.     Janganlah memuji-muji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut.
8.     Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang lain tentang suamimu.
9.     Upayakan untuk tampil di depan suamimu dengan perbuatan yang disenanginya dan ucapan yang disenanginya pula.
10. Berilah pengertian kepada suami anda agar dia menghormatimu dan saling menghormati dalam semua urusan.
11. Anda harus selalu merasa senang berkunjung kepada kedua orang tuanya.
12. Janganlah anda menampakkan kejemuan padanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang ia berikan kepadamu sudah lebih dari cukup.
13. Biasakanlah anda tertawa bila ia tertawa, menangis dan bersedih jika ia bersedih. Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih.
14. Diam dan perhatikanlah jika ia berbicara.
15. Janganlah banyak mengingatkan bahwa anda pernah meminta sesuatu kepadanya. Bahkan jangan diingatkan kecuali jika anda tahu bahwa ia mudah untuk diingatkan.
16. Janganlah anda mengulangi kesalahan yang tidak disenangi oleh suami anda dan ia tidak suka melihatnya.
17. Jangan lupa bila anda melihat suami anda shalat sunnah di rumah, hendaknya anda berdiri dan ikut shalat dibelakangnya. Jika ia membaca, hendaknya anda duduk mendengarkannya.
18. Jangan berlebih-l;ebihan berbicara tentang angan-angan pribadi di depan suami, tetapi mintalah selalu agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu.
19. Janganlah mendahulukan pendapatmu dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil maupun yang besar. Hendaklah cintamu kepadanya mendorong anda mendahulukan pendapatnya.
20. Janganlah anada mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya.
21. Jagalah rahasia yang disampaikan kepadamu dan janganlah menyebarkannya sekalipun kepada kedua orang tuanya.
22. Hati-hati jangan sampai menyebut-nyebut bahwa anda lebih tinggi derajatnya dari derajat suami. Hal itu akan mengundang kebencian kepadamu.
23. Jika salah satu dari orang tuanya sakit atau kerabatnya, maka anda punya kewajiban untuk menjenguk bersamanya.
24. Sesuaikanlah peralatan rumah tangga anda dengan barang-barang yang disenangi suami anda.
25. Jangan sampai anda meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya.
26. Katakanlah kejemuan dan kebosananmu ketika ia sudah meninggalkan rumah.
27. Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya untuk keluar bersamamu, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya.
28. Hindari sifat cemburu, sesungguhnya cemburu adalah senjata penghancur.
29. Janganlah mengabaikan pemimpinmu (suami) dengan alasan bahwa ia telah menjadi suamimu.
30. Janganlah anda berbicara dengan sang suami, seakan-akan anda suci dan dia berdosa.
31. Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika dia sedang sedih dan jangan menangis ketika dia gembira.
32. Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami di hadapannya.
33. Perlihatkan kepada suamimu bahwa anda turut merasakan apa yang dirasakan sang suami tatkala ia tidak berhasil mencapai maksud dan tujuannya.
34. Perbaharuilah (tekad suami) ketika terjadi kegagalan.
35. Jauhilah sifat dusta karena hal itu akan menyakitkannya.
36. Ingatkanlah selalu pada suamimu bahwa anda tidak tahu (bagaimana nasib anda) seandainya anda tidak dipersunting olehnya.
37. Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuatu kepadamu. 

Sumber : Renungan N Kisah Inspiratif

RENUNGAN


Saat aku mulai mencintai seseorang aku ditinggalkan

Saat aku sangat mengharapkannya dia menghilang Ketika aku mulai merasakan bahagia aku dicampakkan Ketika aku sangat membutuhkannya dia memilih yang lain

Aku bertanya pada Tuhan Yaaa.. Tuhan..kenapa semua yang aku inginkan tidak bisa aku miliki????
Tuhan menjawab karena kamu tidak pernah merasa yakin memilikinya
aku kembali bertanya tapi mengapa pada saat aku bahagia dia meninggalkanku
Tuhan "karena kamu tidak pernah memahami apakah dia bahagia bersamamu"

Tuhan " Aku tidak akan memberikan pasangan yang baik untukmu, jika kamu masih kasar"
"Aku tidak akan memberikan pasangan yang setia untukmu, disaat kamu selalu mencari yang terbaik"
"Aku tidak akan menganugrahkan seseorang yang sabar bagimu sedangkan kamu masih egois"
"Aku akan memberikan pasangan untukmu yang sesuai untukmu, maka perbaikilah dirimu sesuai dengan apa yang kamu inginkan dari pasangan hidupmu"


Sesungguhnya wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yg keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yg baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (Surga).


Sumber : Renungan Kisah dan Inspiratif