Pada tahun 1955 di sebuah desa kecil di luar Casablanca, 26 tahun Zahra Aboutalib hamil dengan anak pertamanya. Dan sudah merasakan akan melahirkan, setelah 2hari kesakitan akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit setempat. Dokter memberitahu bahwa ia akan membutuhkan operasi caesar. Di bangsal Zahra melihat seorang wanita ketika melalui proses melahirkan. Ia melarikan diri dari rumah sakit karena takut dia akan menemui nasib yang sama jika ia tetap di rumah sakit.
Pada hari-hari berikutnya, Zahra terus menderita sakit dengan bayi masih didalam rahimnya. Setelah beberapa hari rasa sakit berhenti dan bayi berhenti bergerak.
Dalam budaya Maroko, diyakini bahwa seorang bayi dapat tidur di dalam ibu untuk melindungi kehormatan. Zahra percaya mitos ini dan meletakkan kehamilan dari pikirannya. akhirnya dia mengadopsi tiga anak dan berharap bisa menjadi nenek.
Bertahun-tahun kemudian, di usia 75 tahun rasa sakit itu tiba-tiba kembali. Lalu putra adopsinya membawanya ke seorang spesialis. Untuk ini mereka harus melakukan perjalanan ke Rabat dimana mereka akan bertemu Profesor Taibi Ouazzani. Ia menduga perut buncit itu disebabkan oleh tumor ovarium dan memeriksanya dengan suara ultra-scan. Hal ini menunjukkan massa yang besar bahwa ia tidak bisa mengidentifikasi.
Zahra dirujuk ke dokter spesialis radiografi untuk pendapat kedua. Dia bisa melihat itu adalah struktur calcified dari beberapa macam, tidak lama kemudian scan MRI mengungkapkan bahwa bayi Zahra telah mengandung 46 tahun sebelumnya.
Zahra mengalami kehamilan ektopik dimana telur telah tertanam dalam tabung tuba. Janin yang berkembang, meledak keluar dari tabung tuba dan terus berkembang dalam rongga perut. Berhasil bertahan dengan melampirkan itu plasenta ke organ-organ vital di sekeliling perutnya.
Profesor Ouazzania dihadapkan dengan keputusan yang sulit ketika memutuskan apakah akan aman untuk mencoba dan menghilangkan janin dengan berat 7lb dan panjang 42cm itu.
Operasi tetap dilakukan dan ditemukan bahwa janin telah calcified dan menjadi keras, benjolan padat. Saat itu, pada dasarnya, fakta tentang bayi jadi batu karna telah menyatu dengan dinding perut dan organ-organ vital.
Setelah hampir 4 jam para dokter bedah berhasil mengeluarkan janin dari calcified Zahra dan operasi dipuji sukses.
Dalam kehamilan ektopik, jika mati janin terlalu besar untuk dapat kembali diserap oleh tubuh ibu itu menjadi benda asing ke sistem kekebalan tubuh ibu. Untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi tubuh ibu akan membungkus janin dalam calciferous substansi sebagai jaringan mati dan dehidrasi.
Ketika membangun dinding calciferous, janin secara bertahap menjadi mumi atau batu lithopedion bayi.
Hal ini seperti yang terjadi di Indonesia beberapa saat terakhir ini dan sedang populer di media elektronik, mereka yang dinyatakan hamil namun bayinya hilang dalam perut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar