Jumat, 20 Mei 2011

Pabrik Penjual Organ Tubuh


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGEM6gjv56_Ym9aig8RgGuOmETYFRTZvGQ4FlZZbFeY6a1xLMvsDS1T9UXRz96TjW-gUK4qYZwwYa87GieybtjPTCiqf8jXxyVcjs8ZHLux0cNpbgMYCjh-4R04yU8S3PYARZPp3yWzU3H/s1600/organ+tubuh+4.jpg

Sebuah pabrik di Rusia terlihat sedang panen ginjal, kornea mata dan bagian-bagian tubuh manusia lainnya untuk dijual ke konsumennya. Tidak Tanggung tanggung, konsumennya kebanyakan perguruan tinggi di dunia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb6FC8A78AQR0w_rjIniEGLIRqLqQX52X2TkinN_bXZ2IJ5GslJA-YIdM5L8sl0KTEp4bpZiBFFR-c5rALkmcg_KoqFJWB8EHvkMbilN__1YiEhfV3VbHXoyckRLuUCQ0GVoiFUYoCTctK/s1600/organ+tubuh+2.jpg
Tubuh dikumpulkan dari pengemudi yang mabuk tewas dalam kecelakaan mobil, orang-orang yang tinggal sendirian yang telah mati beku di musim dingin, penjahat di penjara atau tak dapat dijelaskan kematian dan tubuh yang tidak diklaim. Beberapa bagian tubuh dan tulang dijual ke Perguruan tinggi di berbagai belahan dunia. Tulang kaki diekspor ke apotik di Irlandia dan Jerman untuk membuat tambalan gigi yang populer di Eropa.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMxCHV7rOJoPMVwvCkimcTwBZ9flh-gRNuJz4aW5odnJ590yllBnMZQ8VQE6jwQSaCgYRzNhPbVl_YUwttY97szIjNnBHHn1sBHqAd9ZjYE1l-JD_JJDRCurnAb1MV1ifwb5OI5rgCgkw1/s400/Pabrik4.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-NgBmwnDDAiRqrgt-1QQBT34lh5wtepiNudMP8PqStQijX2xSW4soZt-L2CMH_U8-zajKorllXzNGaZUf2n_bWAJqsw7o9TBmGv8QBDYYUNAMYI4s23wMjDl6tP0Jv3Totgjg0veX-30K/s400/pabrik6.jpg https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-TkwGjUbYKn_x71YBeUU0CZ67AjTvzikkoGQMCGjMjOnwixTUwLSCI1EXmkKeCEhJUd4jPtFjMd6s6i4wBx4vapb8XTFExr6SExM9Wo3exEYKPUZQO8lASchJ4l-ddMWP9UOgBSQJ9htT/s400/pabrik5.jpg


5 Manusia yg Dibesarkan oleh Binatang


Anda pasti pernah mendengar kisah tentang Tarzan ataupun Mowgli (The Jungle Book) bukan? Yang menjadi pertanyaan kita adalah, apakah mungkin manusia diasuh oleh binatang? Menurut logika hal tersebut tidak mungkin. Tetapi di dunia ini ada banyak kasus yang terjadi dimana anak manusia diasuh oleh binatang. Mereka bahkan berprilaku dan berkomunikasi layaknya binatang yang mengasuhnya. Ok gan let's cekidot...

1.Ukraina Dog Girl

Seorang gadis ditinggalkan di sebuah kandang anjing oleh orang tuanya yang tidak bertanggung jawab dari usia 3 sampai 8 tahun, Oxana Malaya tumbuh tanpa orang tua selain daripada anjing yang ada di kandang tersebut. Ketika ia ditemukan pada tahun 1991, ia tidak bisa berbicara, hanya bisa menggonggong, dan berlari sambil merangkak. Sekarang usianya sudah menginjak 20-an, Malaya telah diajarkan untuk berbicara, tetapi masih mengalami gangguan kognitif. Saat ini Malaya bekerja merawat sapi-sapi di sebuah peternakan dekat rumah sakit jiwa dimana dia tinggal.

2.Cambodia Jungle Girl

Pada waktu menggembalakan kerbau di sepanjang tepi hutan di Kamboja pada usia 8, Rochom P'ngieng menghilang secara misterius. Delapan belas tahun kemudian, pada tahun 2007, seorang warga melihat sebuah wanita telanjang menyelinap di sekitar halamannya mencoba untuk mencuri beras. Wanita itu diidentifikasi Rochom P'ngieng yang telah lama hilang. Dia dikenali karena bekas luka di punggungnya. Gadis itu telah tumbuh menjadi seorang wanita 30 tahun yang entah bagaimana bertahan hidup sendiri di hutan lebat. Gadis itu tidak dapat mempelajari bahasa lokal atau untuk beradaptasi dengan budaya lokal, pada akhirnya ia melarikan diri dan belum ditemukan.

3.Ugandan Monkey Boy

Setelah melihat ibunya dibunuh oleh ayahnya, John Ssebunya yang berumur 4 tahun menjadi trauma dan lari ke hutan. Dia dilaporkan dibesarkan oleh pasukan monyet vervet sampai pada saat dia ditemukan tahun 1991. Seperti sering terjadi ketika anak-anak liar ditemukan, ia menolak untuk ditolong oleh penduduk desa, dan ia mendapat bantuan dari keluarga angkatnya monyet yang melempari penduduk desa dengan ranting-ranting pohon. John telah diajarkan bagaimana berbicara, dan sekarang bisa menyanyi juga. Bahkan, ia bergabung dengan paduan suara anak-anak Mutiara Afrika.

4.Victor of Aveyron

Mungkin anak liar paling terkenal dari mereka semua, cerita Victor dibuat secara luas dikenal di film "L'Enfant Sauvage". Meskipun asal-usulnya adalah misteri, namun banyak orang yang percaya Victor menghabiskan masa kanak-kanaknya telanjang dan sendirian di hutan sebelum diketahui masyarakat pada tahun 1797. Setelah beberapa kali menampakkan diri, ia akhirnya muncul sendiri di dekat Saint-Sernin-sur-Rance, Perancis, pada tahun 1800. Victor menjadi subyek untuk banyak filsuf dan ilmuwan yang penasaran tentang asal-usul bahasa dan perilaku manusia, meskipun dalam perkembangannya kemajuan daripada kecerdasan anak ini sangatlah sedikit.

5.Madina

Kisah tragis Madina adalah seperti Oxana Malaya. Ditinggalkan sampai pada hari dia ditemukan pada usia 3. Dia hidup dan diasuh oleh anjing. Saat ditemukan, ia hanya dapat mengucapkan dua kata, ya dan tidak, meskipun ia lebih suka menggeram seperti anjing. Untungnya, Madina dinyatakan sehat secara mental dan fisik oleh tim medis tak lama setelah penemuannya. Meskipun perkembangannya terhambat, dia terbilang masih muda, seorang pengasuh percaya bahwa Madina akan kembali normal ketika usianya beranjak dewasa.

Peringatan Bagi Yang Suka Meninggalkan Shalat

Peringatan Bagi yang Suka Meninggalkan Shalat

Alhamdulillah, sehala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kelaurga dan para sahabatnya.
Sesungguhnya shalat merupakan perkara yang besar. Karena ia merupakan tiang Islam dan rukunnya yang paling utama sesudah dua kalimat syahahadat. Maka siapa yang menjaganya, ia telah memelihara diennya. Dan siapa yang meremehkan dan meninggalkan shalat, ia terhadap syariat Islam yang lain pasti lebih meremehkan.
Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk menunaikan shalat dan menjaganya.
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
"Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 238)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah: 43)
Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45) Dan ayat-ayat yang membacarakan tentang shalat, mengagungkannya, dan menyuruh melaksanakannya sangat banyak sekali.
Telah diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
"Pokok segala urusan ialah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya jihad di jalan Allah." (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, beliau menilai sebagai hadits Hasan shahih)
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
"Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
"Perjanjian (yang membedakan) antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya maka ia telah menjadi kafir." (HR. Ahmad dan Ahlussunan)
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
"Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim dari Jabir)
Maknanya, yang menghalanginya dari menjadi kafir adalah selama dia tidak meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkannya, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya. (Keterangan tambahan dari Syarah Muslim li al-Nawawi)
Dan hadits-hadits tentang masalah ini sangat banyak yang semuanya menunjukkan kufurnya orang yang meninggalkan shalat walaupun ia tidak menentang hukum wajibnya. Ini merupakan pendapat yang shahih (benar) dalam masalah ini, berdasarkan dalil yang menunjukkannya.
Maka apabila ia meninggalkan shalat, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya.
Adapun jika menentang wajibnya shalat, maka ia dikafirkan berdasarkan ijma' para ulama walaupun ia tetap shalat. Sebabnya, karena ia mendustakan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Dan siapa yang meninggalkannya, maka tidak sah puasa dan hajinya serta ibadah-ibadahnya yang selain itu. Karena kufur akbar menghapuskan semua amal shalih sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi." (QS. Al-Maidah: 5)
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-An'am: 88) dan ayat-ayat semakna dengan ini cukup banyak.
Maka perkara yang wajib bagi seorang muslim dan muslimah, menjaga shalat lima kali sehari semalam sesuai dengan waktunya, saling berpesan dengan hal itu, dan memperingatkan orang yang meninggalkan dan meremehkannya, atau yang hanya meninggalkan sebagiannya.
Adapun jika menentang wajibnya shalat, maka ia dikafirkan berdasarkan ijma' para ulama walaupun ia tetap shalat. Sebabnya, karena ia mendustakan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.
Bagi laki-laki, ia wajib menjaga pelaksanaannya dengan berjamaah di rumah-rumah Allah 'Azza wa Jalla (masjid) bersama saudara-saudaranya (kaum muslimin) yang lain. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
"Siapa yang mendengar adzan lalu tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya kecuali karena ada udzur." Dikatakan kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, "Apa yang dimaksud udzur?" Beliau menjawab, "Takut dan sakit."
Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Ada seorang laki-laki buta datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak punya seorang yang menuntunku ke masjid. Apakah saya punya rukhshah (keringanan) untuk shalat di rumahku? Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya, "Apakah engkau mendengar panggilan shalat?" Ia menjawab, "Ya" Beliau bersabda, "Kalau begitu, penuhilah panggilan tersebut." (HR. Muslim, Nasai, dan lainnya)
Hadits yang agung ini menunjukkan agungnya urusan shalat berjama'ah bagi kaum Adam, kewajiban menjaganya dan tidak meremehkannya. Sedangkan kebanyakan orang meremehkan shalat Fajar (Shubuh), ini merupakan dosa dan kejahatan besar serta menyerupai orang-orang munafik. Maka wajib menjauhi perilaku-perilaku tersebut, lalu bersegera mendirikan shalat pada waktunya dengan berjama'ah bagi laki-laki sebagaimana shalat-shalat lainnya.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. Al-Nisa': 142)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
"Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat fajar. Seandainya mereka mengetahui apa yang ada di dalamnya (pahalanya), pasti mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak." (Bukhari dan Ahlussunan, dan ini merupakan hadits yang disepakati keshahihannya)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, berkata: Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membicarakan shalat tengah-tengah sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
"Siapa yang menjaganya, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan punya cahaya, petunjuk, dan tidak selamat. Dan kelak pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf." (HR. Ahmad, al-Daarimi, dan al-baihaqi dalam Syu'ab al-Iman. Dishaihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykah al-Mashabih, no. 578) ini merupakan ancaman keras bagi siapa yang tidak menjaga shalat.
Sebagian ulama berkata mengenai syarah hadits ini: Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Haman, Qarun, dan Ubai bin Khalaf; jika dia meninggalkan shalat karena faktor kepemimpinan, kekuasaan, dan keamiran, ia menyerupai Fir'aun yang melampaui batas dan berlaku zalim disebabkan kedudukannya, maka ia akan digiring bersamanya ke neraka pada hari kiamat. Jika dia meninggalkan shalat karena tugas dan pelayanan maka dia seperti Haman, seorang menteri Fir'aun yang melampaui batas dan berbuat zalim dikarenakan kekuasaan, maka ia akan digiring ke neraka bersamanya pada hari kiamat. Sedangkan kedudukannya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari neraka.
Jika ia meninggalkannya disebabkan harta dan hawa nafsunya, ia menyerupai Qarun, pedagang kaya Bani Israil yang telah Allah kabarkan, "Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka," (QS. Al-Qashash: 76).
Qarun sibuk dengan harta dan syahwatnya, durhaka kepada Musa dan berlaku sombong terhadap pengikutnya, lalu Allah benamkanlah ia beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka ia tenggelam ke dalam bumi sampai hari kiamat sebagai balasan yang disegerakan, disamping tetap mendapatkan siksa neraka pada hari kiamat.
Keempat, orang yang meninggalkan shalat karena sibuk dengan perdagangan dan jual-beli, menagih dan menghutangi, ia sibuk dengan kegiatan mu'amalah dan melihat catatan, apa yang masih ada pada fulan? apa yang masih ada pada fulan? Sehingga dia meninggalkan shalat, maka ia menyerupai Ubay bin Khalaf, seorang pedagang besar dari Makkah dalam kekufuran, maka ia akan digiring bersamanya ke neraka pada hari kiamat. Dan Ubai bin Khalaf telah terbunuh pada perang Uhud sebagai orang kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri yang membunuhnya dengan tangannya yang mulia. Ancaman ini menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat, -tanpa diragukan lagi- walaupun ia tidak menentang hukum wajibnya. Selanjutnya kami memohon keselamatan kepada Allah untuk diri kami dan seluruh kaum muslimin dari menyerupai musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta'ala. [PurWD/voa-islam.com]
Sumber: Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, Jilid X, disadur dan diterjemahkan oleh Badrul Tamam dari Situs Resmi Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz: www.binbaz.org.sa.

Briptu Norman Terancam Masuk Bui

Briptu Norman Kamaru tersandung masalah hukum lantaran lagu yang dinyanyikannya berjudul ‘Cinta Cinta’ itu, dinilai plagiat dari lagu yang dipopulerkan Sharukh Khan Chaiya Chaiya. Apalagi lagu itu sudah dibikin video klipnya. Sebab, lagu itu tidak boleh diplagiat tanpa seizin dari publisher resmi yaitu Universal musical Publishing International Limited, London. Publisher itu pun telah menunjuk PT Suara Publisindo sebagai perwakilannya terkait izin lagu tersebut.
Terancam Pidana dan Perdata Karena Dianggam Plagiat
Terancam Pidana dan Perdata Karena Dianggam Plagiat
Makanya, Hadi Sunyoto, selaku prodeser dar PT Suara Publisindo itu akan menggugat Briptu Norman dan Falcon (perusahaan yang menggaet Briptu Norman untuk menyanyikan lagu Cinta Cinta) yang tanpa tedeng aling-aling membuat lagu Cinta Cinta dan mengkomersilkannya. Padahal, nada dan irama lagu tersebut sangat mirip dengan Chaiya Chaiya.
“Itu pelanggaran hak cipta,” tegas Hadi, di kantor pengacara Farhat Abas, di kawasan Buncit, Jakarya Selatan. Menurutnya, yang dilakukan Falcon itu merupakan suatu kejahatan. Ia akan menggugat secara pidana dan perdata terkait mengenai bisnis dan persaingan usaha. “Itu berdasarkan undang-undang pemerintah pasal 15,” ucapnya.
Briptu Norman tiba-tiba popular lewat aksinya di jejaring sosial youtube.com. Ia meniru nyanyian dan tari Chaiya Chaiya yang dilakukan bintang Bollywood dalam filmnya itu. (Sumber)

Masuk Gan,,,,,,,

Oleh : Husaini Hasan
Seorang sahabat pernah mengungkapkan bahwa saat ini ia telah mencapai suatu kemapanan secara ekonomi, ia juga telah memiliki keluarga yang bahagia, seorang istri yang baik dan anak-anak yang lucu dan pintar dan semua yang telah ia miliki telah membuatnya dapat menjalani hidup dengan bahagia. Ia pun dapat pula menjalankan ibadah vertical dengan lebih khusuk.

Tapi kemudian ia juga mengatakan bahwa dalam kebahagiaan yang senantiasa ia rasakan, ada suatu hal yang mengusik hati dan fikirannya. Ia merasa ada sesuatu yang belum ia lakukan, dan dari kegelisahan dan "pencarian" yang dilakukannya ia kemudian menyadari bahwa yang belum ia lakukan adalah "berbagi".

Ia telah mendapatkan banyak hal tapi ia belum membagi kebahagiaannya dengan orang lain. Ia telah bekerja keras menaklukkan berbagai tantangan hidup dan iapun berhasil mendapatkan apa yang pantas ia peroleh.tapi ternyata hidup bukan hanya untuk menerima, bukan hanya untuk menikmati, tapi hidup adalah juga untuk berbagi, kata sahabat saya ini.

Sahabat saya ini benar-benar beruntung. Ia telah mendapatkan banyak hal dan kini iapun mendapatkan satu hal baru yang tak kalah bernilai yaitu PENCERAHAN, suatu pemahaman yang benar tentang hidup.

Ia kemudian menambahkan bahwa bukankah dalam agama kita diajarkan bahwa sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.Jadi sudah seharusnyalah bahwa selain mengejar dan mengupayakan kebahagiaan bagi diri dan keluarga, kitapun harus bisa menjadi jalan bagi kebahagiaan orang lain. Kita harus peduli
dan mencarikan solusi atas berbagai permasalahan orang lain, baik itu permasalahan ekonomi maupun permasalahan-permasalahan lainnya.

Ibadah puasa yang kita lakukanpun, selain merupakan ibadah vertical sesungguhnya juga mempunyai dimensi social yaitu untuk menumbuhkan rasa kepedullian terhadap sesama dan rasa empati terhadap penderitaan orang lain.
Alangkah indahnya hidup ini dan alangkah nikmatnya suatu kebahagiaan jika kita bisa mendapatkan kebahagiaan itu dan menjadi jalan bagi kebahagiaan orang lain, serta bisa pula memberi solusi atas berbagai permasalahan sesama, tandasnya.
Dan mudah-mudahan kebahagiaan yang merupakan hak dan jatah kita di dunia ini tidak melenakan kita dan melupakan jatah kita yang lebih berharga yaitu kebahagiaan hakiki di akhirat kelak.

Lebih Utama Miskin atauKaya ???

Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang semua nikmat berasal dari-Nya. Dialah yang melapangkan rizki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Shalawat dan salam kepada semoga terlimpah kepada suri teladan kita, Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Setiap Rasul yang Allah utus ke suatu kaum untuk memberikan peringatan atas penyimpangan mereka, selalu mendapatkan penentangan. Dan seringnya, penentangan itu muncul dari kalangan elit yang memiliki kedudukan dan harta. Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
"Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya"." (QS. Saba': 34)
Harta benda dan kekayaan yang mereka miliki menjadikan mereka sombong. Sehingga para rasul mereka hinakan dan kebenaran mereka dustakan. Bahkan dengan kekayaan itu, mereka menjadikan sebagai standar kebenaran. Sehingga mereka menyangka bahwa tak mungkin Dzat yang telah memberikan semua kekayaan ini di dunia akan menyiksa mereka di akhriat.
وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالا وَأَوْلادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
"Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab"." (QS. Saba': 35)
Syaikh Abdurrahman al-Sa'di berkata tentang ucapan mereka, "dan kami sekali-kali tidak akan diadzab": "Jika kami dibangkitkan, maka Dzat yang telah memberikan harta dan anak kepada kami di dunia, pasti akan memberikan yang lebih banyak dari itu kepada kami di akhirat dan Dia tidak akan menyiksa kami."
Kemudian Allah menjawab celotehan mereka itu, bahwa lapang dan sempitnya rizki, kaya dan miskin bukan menjadi tanda klaim mereka. Karena rizki itu di bawah masyi'ah (kehendak) Allah, jika Dia berkehendak maka akan melapangkannya untuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan jika berkehendak lain, maka akan membatasinya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
"Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"."(QS. Saba': 36)
Sesungguhnya banyaknya harta dan keturunan (di antaranya: para pendukung) bukan ukuran kebenaran. Harta dan kekayaan bukan yang akan mendekatkan diri mereka kepada Allah dan menyebabkan masuk surga. Sesungguhnya yang bisa menjadikan mereka dekat dengan Allah, dimasukkan ke surga dan diselamatkan dari nereka, adalah iman dan amal shalih.
وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آَمِنُونَ
"Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS. Saba': 37)
Mana yang Lebih Utama, Miskin atau Kaya?
Sesungguhnya kaya-miskin merupakan ketentuan Allah. Dia melapangkan rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Begitu juga sebaliknya, menyempitkan rizki dan membatasinya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia sengaja membuat perbedaan itu dengan hikmah yang Dia ketahui.
Allah Ta'ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ
"Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu." (QS. Al-An'am: 165)
نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا
"Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain." (QS. Al-zukhruf: 32)
Ibnu Hazm al-Andulisy dalam kitabnya, al-Ushul wa al-Furu' (1/108) menyinggung tentang kaya dan miskin, mana yang lebih utama?.
Menurut beliau, bahwa kaya dan miskin tidak menentukan kemuliaan. Kemuliaan orang kaya dan orang miskin ditentukan oleh amal mereka. Jika amal keduanya sama, maka kemuliaannya pun juga sama. Jika yang kaya lebih banyak beramalnya, maka ia lebih mulia dari orang miskin, begitu juga sebaliknya.
Kemudian beliau menjelaskan tentang hadits tentang orang-orang fakir 40 tahun lebih dulu masuk surga dibandingkan dengan orang kaya, bahwa secara umum para fuqara' muhajirin lebih dahulu masuk surga daripada orang kaya mereka. Karena orang-orang miskin muhajirin lebih banyak amal shalihnya dibandingkan dengan orang kaya mereka.
Memang benar, dengan menjadi kaya kita bisa berperan lebih untuk dien ini dan bisa menjalankan syariatnya dengan lebih lengkap dan sempurna. Dengannya, kita bisa mendapat limpahan pahala yang tak bisa diraih oleh orang-orang fakir dan miskin.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan kemiskinannya. Mereka berkata, "Orang-orang kaya pergi dengan membawa kedudukan yang tinggi dan kenikmatan abadi. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa melaksanakan haji, umrah, berjihad, dan bershadaqah."
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang dengannya kalian bisa menyusul orang yang telah mendahului kalian dan jauh meninggalkan orang yang datang sesudah kalian. Tak seorangpun yang lebih mulia dari kalian kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?"
Mereka menjawab, "Mau, wahai Rasulallah." Beliau bersabda, "Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir tiga pulah tiga kali setiap selesai shalat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim terdapat tambahan, "Kaum Fuqara' Muhajirin datang kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka berkata, 'Saudara-saudara kami yang kaya mendengar apa yang telah kami kerjakan, lalu mereka juga melakukan amalan serupa?'." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca firman Allah,
ذَلِكَ فَضْلُ الله يُؤتِيهِ مَنْ يَشَاءُ
"Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun di sisi lain, banyak ayat yang menyebutkan tentang bahaya dunia. Banyak orang yang tergelincir karenanya. Oleh sebab itu Allah sering sekali mengingatkan agar jangan sampai terpedaya dengannya.
فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah." (QS. Luqman: 33)
Imam al-Bukhari dalam Shahihnya membuat bab "Al-Muktsiruun Hum al-Muqilluun" (Orang-orang yang banyak harta adalah mereka yang akan miskin pahala pada hari kiamat). Lalu beliau menyebutkan firman Allah Ta'ala,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?" (QS. Huud: 15-16)
Lalu disebutkan sebuah hadits dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu,
إِنَّ الْمُكْثِرِينَ هُمْ الْمُقِلُّونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا مَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ خَيْرًا فَنَفَحَ فِيهِ يَمِينَهُ وَشِمَالَهُ وَبَيْنَ يَدَيْهِ وَوَرَاءَهُ وَعَمِلَ فِيهِ خَيْرًا
"Sesungguhnya orang yang banyak harta adalah yang miskin pahala pada hari kiamat kecuali orang yang Allah berikan kebaikan (harta) lalu ia membagikannya ke kanan, kiri, ke arah depan dan belakangnya, serta berbuat yang baik dengannya." (HR. Bukhari dan Musim) hanya saja orang seperti ini jumlahnya sedikit.
Menurut Abi Dzar, maksud banyak harta dan miskin pahala akhirat berlaku bagi orang yang memiliki banyak harta namun tidak menjalankan pengecualian yang disebutkan sesudahnya, yaitu infaq. (Lihat: Fathul Baari: 11/299)
Maka siapa yang kaya lalu dia gemar berinfak, maka kaya lebih baik daripada miskin. Sebaliknya, siapa yang kalau kaya menjadi pelit dan bakhil, maka miskin lebih baik daripada kaya. (Disarikan dari perkataan al-Qadhi 'Iyadh yang dinukil dalam Fathul Baari: 11/305)
Maka siapa yang kaya lalu dia gemar berinfak, maka kaya lebih baik daripada miskin. Sebaliknya, siapa yang kalau kaya menjadi pelit dan bakhil, maka miskin lebih baik daripada kaya.
Dan berinfak ini lebih utama dikeluarkan dalam kondisi sehat, memiliki banyak rencana, berharap hidup lebih lama, berangan-angan jadi hartawan, dan takut miskin. Bahkan berinfak dalam keadaan ini lebih utama daripada saat mendekati ajal.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang shadaqah yang paling besar pahalanya. Lalu beliau menjawab,
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى
"Yaitu engkau bershadaqah (infak) pada saat sehat, kikir, takut miskin, dan kamu berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, kebanyakan orang kaya bakhil mengeluarkan hartanya saat dia sehat dan takut miskin. Maka siapa yang melawan syetannya dan lebih mengutamakan kehidupan akhriat, yaitu dengan tetap berinfak, sungguh dia akan beruntung. Sebaliknya, siapa yang bakhil sehingga enggan berinfak, tidak mengeluarkan zakat, tidak menunaikan wasiat, menutup mata dari orang susah dan peminta-minta, maka ia akan sengsara dan miskin pahala saat harta dan kekayaan tidak lagi berguna.
kebanyakan orang kaya bakhil mengeluarkan hartanya saat dia sehat dan takut miskin.
Maka siapa yang melawan syetannya dan lebih mengutamakan kehidupan akhriat, yaitu dengan tetap berinfak, sungguh dia akan beruntung.
Penutup
Sebenarnya dengan kaya kita bisa meraih pahala yang lebih banyak. Bahkan dengan kekayaan, kita bisa menyokong dan menegakkan perjuangan. Contoh nyatanya, Ustman bin Affan mendapat jaminan surga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melalui harta yang dimilikinya. Yaitu saat dia mewaqafkan sumur Ruumah dan menginfakkan 300 ekor unta dan seribu Dinar pada perang Khandak. (HR. Bukhari, Bab: Manqib Utsman bin Affan)
Masih riwayat lain, bahwa orang yang meninfakkan dengan sepasang hartanya dipersilahkan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki. Setiap penjaga pintu surga memanggil dan memprsilahkan ia masuk dari pintu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim) Maka berusahalah untuk mencari karunia Allah dari harta benda dnegan sungguh-sungguh agar bisa beramal lebih banyak dalam Islam.
Hanya saja kalau kaya jangan sampai tertipu dengan hartanya sehingga berbangga diri dan sombong, lupa akhirat dan pelit berinfak. Maka kalau begitu, kaya adalah buruk baginya. Dan kebanyakan orang kaya seperti ini. "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih." (QS. Saba': 13)
'Ala Kulli hal, kaya atau miskin bukan ukuran baik dan mulia. Kemuliaan ditentukan oleh iman dan takwa, yaitu dengan bersyukur saat menjadi kaya dan bersabar saat diuji miskin. Wallahu Ta'ala a'lam.